INFOEKBIS.COM – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Lebaran menjadi momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun pertumbuhan ekonomi harus diimbangi dengan pengendalian inflasi.
“Kita akan memaksimalkan pertumbuhan ekonomi di bulan Ramadan ini.”
Baca Juga:
DPP AMPI Tanggapi Terpilihnya Agus Gumiwang Kartasasmita Sebagai Plt Ketua Umum Partai Golkar
” Dan pertumbuhan ekonomi akan berarti jika kita bisa mengendalikan inflasi.” Kata Menko Airlangga saat kick off Gerakan Nasional Pengendalian Infasli Pangan (GNPIP) untuk Pulau Jawa, Rabu 5 April 2023.
Baca juga artikel penting lainnya di media online Infofinansial.com – salah satu portal berita terbaik di Indonesia.
Menurutnya, pengendalian inflasi sangat penting karena berkaitan dengan daya beili atau keterjangkuan harga.
Hingga Maret 2023, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 4.97 persen, turun dari 5,47 persen.
Baca Juga:
Jaga Stabilitas untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan, BI Perkuat Bauran Kebijakan
Menkeu Sri Mulyani Sebut Ekonomi Resiliensi dan Optimis Tumbuh di Atas 5 Persen di Semester I – 2024
BI Rate Tetap 6,25 Persen untuk Perkuat Stabilitas dan Jaga Pertumbuhan Ekonomi dari Dampak Global
Khusus pengendalian inflasi pangan, pemerintah menitikberatkan pada upaya meningkatkan Ketahanan Pangan.
Untuk itu pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp104,2 triliun dalam APBN untuk Ketahanan Pangan.
“Alokasi anggaran tersebut antara lain akan digunakan untuk budidaya pertanian, subsidi pupuk, dan subsidi bungan kredit.” “
“Dukungan lainnya untuk sektor pertanian adalah pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR), penyalurannya hingga 2023 mencapai 117 triliun,” ujar Menko Airlangga.
Baca Juga:
Pertumbuhan Ekonomi pada 2025 akan Naik, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Ungkap Alasannya
Prabowo Subianto Optimistis Ekonomi Indonesia Mampu Tumbuh 8 Persen dalam 2-3 Tahun ke Depan
Untuk meningkatkan hasil pertanian, tambah Menko, pemerintah mendorong inovasi sektor pertanian.
Yaitu dengan mengadopsi teknologi pertanian seperti smart irrigation maupun smart farming.
“Adopsi teknologi ini bertujuan, agar hasil pertanian meningkat dengan lahan yang terbatas.”
“Untuk beras misalnya, sekarang perhitungan produksinya 5 ton per hektar, dengan teknologi pertanian diharapkan produksi beras bisa mencapai 31 juta ton,” kata Menko Airlangga.
Sinergi antar daerah yang menjadi lumbung beras menjadi penting, karena Indonesia menghadapi tantangan cuaca yang dapat mengganggu produksi pertanian.
Sinergi ini penting, karena ketersediaan pasokan akan menentukan inflasi pangan atau inflasi volatile fodd ke depan.
“Karenanya di bulan Ramadan, yang harus dipastikan adalah ketersediaannya.”
“Untuk pemerintah terus mendorong operasi pasar untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga barang kebutuhan pokok,” ucap Menko menutup pernyatannya. ***