INFOEKBIS.COM – Sebanyak 10 persen dari perusahaan yang mengantri akan menggelar Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini merupakan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sebanyak 10 persen sektor UMKM yang mengantre IPO tersebut merupakan perusahaan dengan nilai aset di bawah Rp50 miliar.
Demikian Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menyampaikan hal itu di Main Hall BEI, Jakarta, Rabu, 7 Juni 2023.
Baca Juga:
Figur Inspiratif Lokal Gerakkan UMKM di Desa Bululor, Jambon, Ponorogo, Diberdayakan BRI
Melaju Kencang, BRI Salurkan KUR Senilai Rp76,4 triliun kepada 1,5 Juta Pelaku UMKM Hingga Mei 2024
Sedangkan sisanya, sekitar 85-90 persen yang mengantre IPO masih didominasi oleh perusahaan dan besar.
Aset skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, dan skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar.
Baca artikel menarik lainnya, di sini: Salah Satunya Denda Administrasi, Satgas BLBI Segera Berlakukan Sanksi ke Obligor yang Tak Bayar Utang
“Memang lebih besar sekitar 85-90 persen itu yang menengah dan besar, UMKM sisanya yang skala kecil dan di akselerasi itu sekitar 10 persen,” ujar Nyoman.
Melihat fenomena tersebut, pihaknya telah menyediakan papan akselerasi sebagai upaya mendorong lebih banyak UMKM untuk menyelenggarakan IPO.
IPO merupakan bentuk penggalangan dana untuk naik kelas dan melakukan ekspansi.
“Yang kita masukkan ke papan akselerasi bukan hanya sekedar sizenya yang kecil,” kata I Gede Nyoman Yetna.
“Kita tidak melihat itu, tapi bagaimana perusahaan ini berbeda dari yang lain, artinya, ada inovasi ada hal-hal yang kita lihat ada growth opportunity ke depan,” ujarnya.***